Sabtu, 16 Desember 2017

[REVIEW] Kausalitas Keegoisan dalam 'Because of You'

Pernahkah kalian mengalami sebuah masa ketika keegoisan memenangkan segalanya dan menyisakan sesal? Lalu, apa yang kalian lakukan setelah dihantui penyesalan? Barangkali kisah dalam buku ini akan membuat kita menyadari betapa dasyat dampak dari sebuah keegoisan.

Judul buku : Because of You
Penulis : Xi Zhi
Penerbit : Penerbit Haru
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Tebal : 218 halaman
Rate : 4.2/5

Sinopsis

Feng Ling kehilangan ayahnya saat masih remaja.

Ibunya juga meninggalkannya karena sakit jantung.
Dia terpaksa bekerja di rumah majikan ibunya untuk membiayai hidup.
Majikannya itu baik, dan Feng Ling bisa melanjutkan sekolahnya sambil bekerja.
Dia pikir kesulitan hidupnya telah berlalu, dan hidupnya akan menjadi lebih baik. 

Namun, siapa sangka semuanya berubah dalam sekejap.
Semuanya dimulai dari permintaan Tuan Muda Kedua.
Permintaan itu menyebabkan Feng Ling sampai tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi besok atau lusa.
Dia hanya bisa membayangkan kapan dunia ini berhenti.

****

Kisah dua tokoh utama Feng Ling—Guan Zhen dibuka dengan adegan yang membuat saya penasaran. Saya menerka-nerka ada apa di antara mereka berdua sebenarnya.

"Feng Ling, apakah kau tahu...." Guan Zhen dengan semangat memegang bahunya dan berkata.

Dengan cepat Feng Ling menghempaskan tangannya, "Maaf anda salah orang."

Sejak awal kisah nuansa melow sudah terasa sangat kental. Semakin saya menjelajah ke halaman-halaman selanjutnya saya semakin terbawa alur yang mengaduk-aduk emosi pembaca. Penggunaan alur campuran sukses membuat saya penasaran.

-Karakter
Tokoh Guan Zhen memiliki karakter yang egois, tempramental dan cukup membuat saya gregetan. Tingkahnya kekanakan dan otoriter membuat saya merasa kasihan pada Feng Ling yang selalu menjadi korban. Dan luar biasanya adalah, Feng Ling tidak pernah melawan dan patuh pada Guan Zhen. Saya penasaran, apakah karakter Guan Zhen ini memang pada dasarnya demikian? Atau ada faktor yang mengubah karakter aslinya?

"Apa benar begitu? Dia adalah perpaduan antara buruk dan baik?" -Because of You, halaman 44

Karakter Guan Zhen sangat kontras dengan tokoh Bai Luo Yi. Tokoh Nai Luo Yi memiliki karakter yang lebih tenang, sopan dan bijaksana. Tokoh Bai Luo Yi selalu bersikap baik pada Feng Ling.

"Jangan anggap dia sebagai boneka yang tidak punya akal. Berbaik hatilah. Bagaimnapun dia masih enam belas tahun." -Because of You, halaman 56

Ada satu tokoh yang hanya muncul dibagian awal dan akhir cerita. Yi Qian tokoh yang pantang menyerah dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.

"Ibu bekerjalah lebih keras agar dokter bisa menggunakan obat terbaik untuk menyembuhkanku." -Because of You, halaman 150

-Setting
Awal kisah Feng Ling—Guan Zhen mengambil setting Tiongkok. Tidak dijabarkan mendetail secara visual tapi melalui hal-hal keseharian yang menciptakan nuansa Tiongkok yang kental. Tidak hanya Tiongkok, tapi novel ini juga mengambil setting New York yang membuat kehidupan dua tokoh utamanya berubah dari sebelumnya.

-Konflik
Ini adalah hal yang paling sulit saya jabarkan. Semoga saya tidak spoiler, ya. Kehidupan Feng Ling yang malang berubah ketika bertemu Guan Zhen. Sikap Guan Zhen yang jauh dari kata 'baik' perlahan menjadi agak aneh dan membuat sekitarnya terheran-heran. Keegoisan Guan Zhen membuat Feng Ling tidak mempunyai pilihan. Guan Zhen tetap Guan Zhen yang selalu semaunya. Bahkan, hingga setting berubah di New York pun masih tetap sama.

"Aku tidak ingin kau bersama orang lain, hanya boleh bersamaku saja. Mengerti!" -Because of You, halaman 103

Guan Zhen selalu membuat Feng Ling terbang tanpa adanya suatu kejelasan. Hingga, akhirnya muncul percikan api yang mengundang tragedi besar. Guan Zhen dengan keegoisannya memilih sebuah keputusan yang membuatnya dihantui perasaan sesal di kehidupan mendatang.

"Kau benar. Aku selalu mencari bayangan ibuku pada setiap wanita." -Because of You, halaman 151

Guan Zhen kehilangan Feng Ling. Dan Guan Zhen melewatkan momen bersama Yi Qian.

Konflik dalam 'Because of You' disusun dengan rapi. Tidak terlalu lambat atau terlalu cepat. Pas dan menghanyutkan. Saya sampai berderai air mata selama menghabiskan buku ini dalam sekali baca. Penyelesaian konflik membuat saya histeris karena membayangkan hal-hal miris. Namun, ternyata kisah ini berujung manis.
.
.
Buku ini membuat saya rela duduk manis di sofa dan menghabiskannya dalam sekali baca karena plot twist yang sukses dan kekuatannya dalam mengaduk emosi pembaca. Selain itu buku ini penuh dengan kalimat-kalimat quotable yang cocok buat baper-baper ria. Berikut beberapa quotes favorit saya :

"Kegagalan mengajarkannya bahwa menangis hanya akan menghabiskan tenaga, dan dia juga memegang prinsip hidup tidak menyerah." (halaman 17)

"Berikan dia kesempatan untuk berubah. Suatu saat dia akan menyadari kesalahannya." (halaman 60)

"Bersembunyi bukan penyelesaian yang baik. Kalau aku jadi dirimu, aku akan menghadapinya." (halaman 140)

"Semua bukan salahmu. Hidup ini sangat sulit diprediksi" (Guan Zhen, halaman 207)

Jumat, 15 Desember 2017

[REVIEW] Rainbow After The Rain : Runtuhnya Religiositas Akibat Terorisme dalam 'Rainbow After The Rain"

Bagaimana pendapatmu mengenai tindak terorisme?
Benarkah terorisme adalah bentuk dari jihad? Atau hanya untuk kepentingan kalangan tertentu? Lalu, apa yang akan kamu lakukan jika salah satu anggota keluargamu menjadi korban dari aksi terorisme? Mari kita temukan jawabannya melalui buku bersampul manis ini.

Judul Buku : Rainbow After The Rain ( Love in Moskow)
Penulis : Angelique Puspadewi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 218 halaman
Rate : 3.6/5

Sinopsis

Arabel adalah keluarga korban terorisme yang mendendam. Suatu hari, gadis yang berprofesi sebagai penulis ini ditantang editornya menulis kisah bertema terorisme.

Semua berawal dari kedatangan sepupu Arabel, Reno dan Sarah, untuk bulan madu di Rusia. Reno membawa sahabatnya, Dimitri, yang perlahan tapi pasti membuat Arabel sadar bahwa teror adalah sifat manusia yang tidak terkait agama mana pun.

Seiring waktu, Arabel jatuh cinta pada Dimitri. Pria itu dan riset penulisan menjadi alasannya datang ke Bali. Padahal sejak kejadian Paddy’s, Arabel bersumpah tidak akan menginjakkan
kaki ke Pulau Dewata. Di tempat itu pula semua kesakitan kembali datang. Dimitri membongkar rahasia besar yang menjungkir-balikkan dunia Arabel.

Akankah Arabel menerima Dimitri dan masa lalunya seperti pelangi yang datang setelah hujan?

-Tema
Kisah yang mengangkat percintaan seorang gadis yang keluarganya menjadi korban terorisme. Kehidupan tokoh Arabel berubah kelam. Kekecewaan pada takdir membuat hati Arabel dirundung kegelapan. Segalanya berubah semenjak insiden Paddy's. Arabel berpikir takdir mempermainkannya dengan amat kejam. Ia bahkan berpikir bahwa Tuhan tidak mau lagi mendengarkan do'anya. Tuhan tidak sayang pada dirinya. Semua yang dia lakukan seperti sholat, mengaji dan puasa sia-sia. Arabel memutuskan tidak mempercayai Tuhan. Berlari sejauh mungkin dengan cara berpindah keyakinan. Kejadian itu meruntuhkan keyakinannya. Membaca kisah Arabel ini membuat saya berpikir, bagaimana jika saya yang berada di posisinya? Tema yang jarang diangkat ini akan membuat pembacanya berfikir lebih dalam.

-Karakter
Karakter tokoh Arabel dalam novel ini sangat berbeda dengan Ana—Ibu Arabel. Ana yang lebih agamis selalu bersabar menghadapi tingkah Arabel. Walaupun Arabel berusaha keras agar Ana mengizinkannya pindah keyakinan tapi Ana punya trik jitu agar Arabel gagal. Saya salut dengan tokoh Ana, walaupun ia terluka dan amat sangat sulit melupakan suaminya tapi ia berusaha selalu tegar dan lapang dada. Ana berusaha meyakinkan anaknya bahwa setiap ujian ada hikmahnya. Ia tidak lelah mendoakan Arabel agar mendapat hidayah-Nya.

Ketika tokoh Reno, Sarah dan Dimitri masuk dalam kehidupan Arabel, pergolakan pun terjadi. Awalnya mereka tidak tahu bahwa keimanan Arabel telah runtuh. Ketika ketiganya tahu, mereka sangat berempati dan berusaha membantu Arabel membangun kembali keimanannya. Saya sangat suka pada bagian ketika Arabel mulai menemukan pelita yang telah redup. Ia menemukan jawaban atas peetanyaan 'mengapa Tuhan tidak mengabulkan do'anya?'

"Dan apabila hamba-hamba—Ku bertanya tentang Aku, maka jawablah bahwasannya aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia berdo'a kepada—Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala pertintah—Ku dan hendaklah mereka beriman kepada—Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (halaman 74)

Tidak dengan cara memaksa, walaupun tidak dapat terelakkan sering kali terjadi perdebatan. Sosok Dimitri yang tampan, religius dan sangat sopan membuat Arabel jatuh hati. Karakter Dimitri ini benar-benar idaman sekali. Tokoh Dimitri seolah memiliki aura yang sangat tenang.

Setelah hatinya mulai meletup-letup karrna potongan ayat yang amat menohoknya. Arabel mulai mempelajari Al-Qur'an lagi. Kali ini, ia menemukan jawaban mengenai tindak terorisme yang terdapat dalam potongan surah Al-Baqarah ayat 190.

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (halaman 78)


Dimitri memberikan penjelasan kepada Arabel dengan gamblang dan mudah dimengerti. Sedikit cuplikan dari penjelasan dari Dimitri yang sangat melekat, " ... siapapun mereka yang melakikan tindak terorisme, yang bertindak di luar batas aturan, itu karena nafsu individu itu sendiri. Tidak ada hubungan dengan agama yang dianut. Sebab tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kekerasan."


-Setting

Menggunakan setting beberapa tempat yang tidak hanya di Indonesia, novel ini mengajak saya menjelajah. Keindahan kota Moskow yang dijabarkan membuat saya tidak sulit untuk membayangkannya.

-Konflik
Perkembangan konfliknya cukup dinamis. Awalnya, seputar Arabel yang hilang keimanan kemudian Arabel jatuh hati, tantangan menulis untuk menyembuhkan luka, hingga sampai di klimaks. Luar biasa. Satu persatu konflik diuraikan hingga konflik utama yang berakhir manis.

Buku ini tidak hanya soal romansa namun juga agama. Buku ini saya selesaikan dalam sekali baca. Karena setiap membuka halaman demi halaman, saya enggan berhenti. Kejutan diakhir cerita cukup membuat berdebar-debar. Banyak hal yang saya pelajari dari buku ini. Saya memperoleh banyak pengetahuan spiritual yang tidak terkesan menggurui dan mudah diselami. Walaupun, saya menemukan beberapa typo namun tidak mengurangi minat baca saya terhadap buku ini.