Jumat, 20 April 2018

[REVIEW] Kisah Manis Dalam Buku Man Candy



Judul : Man Candy
Penulis : Indah Hanaco
Editor : Christian Simamora
Penerbit : Roro Raya Sejahtera (Imprint Twigora)
Tebal : viii + 304 halaman; 14 x 20 cm
ISBN : 978-602-61138-7-0



Aku ingin mencintaimu seperti benang-benang yang jatuh dari pangkuan seorang ibu ; tak peduli apakah nantinya kau akan memilihku atau harapku berhenti di simpang jalan yang kau tuju.


Saat kau datang waktu itu, aku tak tahu apa yang perlu kusembunyikan lebih dulu darimu - senyum atau tatapan. Namun, kupastikan untukmu ; sengaja tak kukunci pintu itu, berjaga jika sewaktu-waktu kau merasa tuntas dengan segala urusanmu, lalu pamit dan berlalu. Aku ingin mencintaimu seperti anak yang berlari dan kembali pulang ; tak peduli apakah tubuhku sudah menjadi begitu lelah dan kau hanya diam melihatku yang tak mampu menahan rindu.



Malam itu, aku tiba di masa lalumu? Sesuatu yang tak kau ungkapkan pada perempuan-perempuan lain dalam hidupmu. Kudekap seluruh kekhawatiranmu dan kupastikan kau akan baik-baik saja di sini bersamaku. Kepalamu merebah, kata-kata dari benakmu merekah. Hari tak pernah terlalu larut di lantai dua puluh. Dan kota yang ramai begitu jauh... lalu meluruh.



****


Apa yang terbayang dalam benak kalian ketika membaca judul buku 'Man Candy'? Ketika saya membaca judul buku 'Man Candy' yang ada di dalam benak saya adalah seorang pria yang romantis dan seolah memiliki magis untuk memikat hati setiap gadis. Namun, ternyata dugaan saya sedikit meleset. Dalam buku yang mengangkat kisah Tory—Gabriel ini memang terdapat unsur romantis. Tetapi, bukan romantis menye-menye adegan saling memandang, lalu saling lempar pujian atau bahkan gombalan-gombalan receh yang bertebaran. Dua tokoh utama ini memiliki interaksi yang unik.

Tory seorang bridal consultan di Happy Day yang baru putus dengan pacarnya selama 5 tahun bertemu dengan Gabriel/Gabe seorang pria suamiable pendiri Man Candy. Gabriel yang digilai wanita dan memiliki tentetan kisah asmara dengan wanita yang berbeda-beda membuat Tory awalnya menganggap bahwa Gabe sama brengseknya lelaki di luar sana.

"Maaf ya, Ta, jangan tersinggung kalau kubilang, saat ini aku tidak berminat pada semua makhluk berhormon testosteron. Apalagi tipe seperti bosmu yang sudah pasti, maaf, mata keranjang. Suka gonta-ganti pacar, katamu tadi." —Man Candy, halaman 52

Pemikiran negatif Tory soal Gabe semakin diperparah oleh omongan Reyta—sahabatnya sekaligus anak buah Gabe. Namun, Tory tidak pernah tahu. Gabriel tidak seperti dugaannya. Ada sebuah sebab yang membuat Gabriel gonta-ganti pasangan. Ada luka yang dalam dan kelam yang disimpan Gabe rapat-rapat. Hingga kemudian sosok dari masalalu muncul kembali. Helen, mantan pacar Gabe yang putus urat malunya dan menurutku terobsesi jadi orang kaya.

Tokoh yang paling menyebalkan dalam buku ini menurut saya adalah Helen. Karakternya yang arogan, ambisius dan tidak tahu malu membuat saya luar biasa kesal. Tokoh yang tidak kalah menyebalkan adalah Bram—mantan pacar Tory. Jika, Helen terobsesi menjadi orang kaya, maka Bram terobsesi untuk menakhlukkan wanita yang telah melukai harga dirinya. Bram yang songong pamer kemesraan dan tiba-tiba meminta balikan membuat Tory sempat kelimpungan. Namun, dengan adanya kegilaan Bram dan Helen membuat Tory—Gabe semakin dekat.

Tokoh-tokoh dalam buku Man Candy memiliki karakter beragam. Karakter tiap tokoh cukup kuat sehingga emosi tiap dialognya terasa. Selain tokoh-tokoh yang sebutkan di atas, ada beberapa tokoh lain, diantaranya :


•Anya, Kakak dari Tory yang realistis yang sebenarnya bisa dibilang matrealistis.

•Ian, Kakak Tory yang berusaha adil dan bijaksana 'tidak ingin mencampuri urusan Tory dan mantan pacarnya terlalu jauh'.

•Marina, karyawan Gabe sekaligus penggemar beratnya yang paling konsisten. Kasihan juga sih sama Marina yang tetep bertahan meskipun berulang kali patah hati lihat bos Gabe jalan sama do'i yang beda berkali-kali.

•Ibu Tory, pendukung Bram garis keras. Sampai-sampai tidak melihat keburukan Bram sama sekali.

Buku ini erat kaitannya dengan dunia fashion, khususnya pakaian. Penjelasan mengenai fashion sangat detail. Ada beberapa kosakata seputar desain pakaian yang dapat dipahami melalui footnote. Sangat informatif. Detail mengenai fashion, setting tempat, suasana saya rasa sangat pas.

Omong-omong soal buku, pasti yang bikin gregetan itu salah satunya adalah konflik. Nah, di dalam buku Man Candy konfliknya tidak melulu soal Tory—Gabe tapi juga ada konflik yang berhubungan dengan keluarga. Penyelesaiannya tidak sesederhana yang saya duga. Proses yang cukup panjang dan perlu pihak ketiga sebagai penengah. Yang paling membuat kesal disaat Tory—Gabe berada di titik renggang hingga suatu insiden menyadarkan mereka bahwa satu sama lain saling membutuhkan.

Tidak hanya konflik antar tokoh, konflik batin yang dialami Gabe pun membuat saya geleng-geleng kepala. Ah, Gabe si tampan dengan semua trauma yang membuatnya stuck di titik yang sama dan Tory yang selalu krisis kepercayaan benar-benar mengaduk perasaan.

"Memaafkan orang lain itu sungguh tidak mudah. Apalagi mengampuni diri sendiri." —Man Candy

"Apa maksud mantan yang begitu jahat saat tiba-tiba muncul di depanmu? Cuma mau jalin silaturahmi? Yang paling masuk akal, dia baru menyadari kalau kamu belahan jiwanya."—Man Candy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar