Jumat, 12 April 2019

Nongkrong Asyik Kantong Tetap Aman

      Setelah berkutat dengan kesibukan yang bikin kepala berasap ataupun badan pegal-pegal, beberapa orang-orang membutuhkan sesuatu atau melakukan sesuatu yang ditujukan untuk merelaksasi diri. Kegiatan yang dilakukan bermacam-macam, mulai dari istirahat gegoleran di depan tv, movie marathon, baca buku, olahraga, outing dengan teman, hunting makanan dan lain sebagainya. Aku termasuk dalam jajaran orang yang kalau sudah lelah sama aktivitas biasanya akan menyempatkan kegiatan seru yang kupilih secara random. Salah satunya adalah icip-icip kuliner.

    Icip-icip kuliner itu sudah menjadi seperti hobi buat aku. Aku nggak pernah mempermasalahkan berat badan karena badanku agak sulit melar. Yah, walaupun pipi nggak terkondisikan *Haha
Kebayang dong, gimana enaknya punya hobi makan tapi nggak gampang melar? Kalau kebanyakan perempuan menganggap berat badan adalah masalah utama, aku nggak begitu. Problemaku adalah ketika mood icip-icip lagi keluar tapi dompet terlihat agak mengenaskan. Maklumlah budak korporat harus pandai-pandai mengatur keuangan. Biar nggak tewas sebelum tanggal muda. *Sorry, ini agak lebay, haha.*

  Kalau tanggal muda sih, okelah, sok makan dimana aja nggak lihat harga. Yah, walaupun kadang habis itu ngelus dada tapi selagi tidak mengecewakan nggak masalah. Sekarang ini lagi banyak banget tempat makan, kedai kopi, kafe yang menawarkan konsep unik, menu yang ciamik dan view yang instagramable. Nggak perlu bingung lagi kalau nggak punya rekomendasi karena di era digital ini, semuanya serba mudah. Pengen makan di kafe yang menunya nggak mencekik kantong tapi tetap nyaman? Tinggal klik aja di 'si Mbah'.

Kayaknya bisnis di bidang kuliner sekarang ini lagi ngehits. Banyak kafe baru yang membuat penasaran. Beberapa waktu yang lalu, aku sempat lihat ada Grand Opening sebuah kafe sekaligus kedai kopi yang mengundang rasa penasaranku. Bayangin aja, aku tuh tinggal di sebuah kecamatan yang bisa dibilang agak jauh dari pusat kota. Lumayanlah jarak tempuh dari rumah ke pusat kota sekitar 30 menit. Jadi, kebayang dong kalau ada kafe yang kelihatannya ciamik gimana responku? Penasaran!

  Rencana awal, aku bakal icip-icip sama teman. Tapi, karena dia nggak bisa akhirnya aku memutuskan untuk nongkrong sendirian di sabtu malam minggu yang kelabu karena gerimis mengguyur syahdu *Halah sok iye

  Aku datang ke Pit-Stop Kopi Ekspress Porong sekitar jam setengah lima sore. Pertama kali aku masuk hanya ada beberapa pengunjung nggak terlalu ramai bahkan tergolong sepi.


  Kesan pertama ketika aku masuk ke dalam, suasana kedai kopi 24 jam yang terletak di Jln. Arteri Baru Porong No.60 Sidoarjo ini cozy banget. Menawarkan konsep indoor dan outdoor Pit-Stop Kopi Ekspress ini cocok buat nongkrong. Kondisi di dalam ruangan dinginnya pas menurutku. *Soalnya ada beberapa kedai kopi atau kafe yang indoor tapi sumuk alias panas walaupun AC nyala. Awalnya aku agak bingung, karena pas datang itu karyawannya kayaknya lagi asyik nonton bola. Aku sempat mikir 'ini aku nggak salah tempat kan?' dan ternyata mereka tidak lupa menyambut pelanggan dengan sopan dan ramah.


    Well, Pit-Stop Kopi Ekspress menerapkan sistem pesan langsung dan bayar langsung di counter. Bisa bayar cash bisa juga pakai debit. Kalau kalian pakai BRI bisa ambil duit dulu di ATM sebelahnya *Haha. Ada papan menu yang bisa dilihat bagi pengunjung yang bingung mau pesan apa *kayak aku. Umtuk lebih lengkapnya kalian bisa lihat di daftar menu. Oh, iya, aku agak kaget waktu lihat menunya. Aku mengharapkan ada dessert manis yang bikin ngiler soalnya niat awalku ke sana sekalian mau nyetok foto buat review buku. Tapi, sayang sekali, bung! Tidak ada dessert manis dalam menu yang ditawarkan. Nih, buat yang kepo menu di Pit-Stop Kopi Ekspress!

  Waktu itu, aku pesan kentang goreng *camilan favorit, teh tarik, dan chicken rice bowl blackpaper. Untuk harga yang menurutku tergolong sangat murah, porsi makanan Pit-Stop Kopi Ekspress ternyata cukup banyak. Aku aja hampir nggak habis, berhubung aku sendirian kan sayang kalau buang-buang makanan jadi aku makannya pelan-pelan.



Dari segi rasa lumayanlah, seperti makanan di kafe pada umumnya. Yang jadi poin plusnya adalah pelayanannya cukup cepat. Bukan karena sepi ya, tapi memang menurutku karyawannya cekatan. Aku puas banget sama pelayannya. Waktu itu, sempat aku tinggal sholat maghrib di musholla sebelah, aku nitip pesan supaya mejaku nggak dibersihkan dulu dan mereka mengiyakan, bahkan beberapa barang yang sengaja kutinggal syukurnya aman-aman aja. Jadi, kalian jangan khawatir di dekat Pit-Stop Kopi Ekspress ada musholla jadi, istilahnya nongkrong boleh tapi ibadah jangan sampai lupa.

  Kenapa aku bisa bilang pelayanannya cekatan? Karena aku di sini sampai sekitar jam setengah sembilan malam. Dan, sehabis maghrib itu pengunjung udah mulai menggila. Makin malam makin ramai. Mungkin, cuma aku yang datang sendirian tapi nempatin meja untul 4 orang *Haha. Alhamdulillahnya, aku nggak digusur walaupun kondisi kafe sudah mulai sesak bahkan penuh. Beberapa pengunjung sampai nggak dapat tempat duduk. Ketika aku nambah pesanan, aku kira datangnya agak lama dan ternyata enggak. Luar biasa!

    Kata mak lambe turah, 'no pict is hoax' masalahnya adalah waktu itu aku lagi keasikan streaming nonton IBL pakai wifi yang mantap jiwa jadi, nggak sempat motret gimana sesaknya Pit-Stop Kopi Ekspress pas malam minggu. Oh, iya buat kalian yang kemana-mana bawa mobil, nggak perlu khawatir soal parkir. Soalnya, tempat parkirnya lumayan luas. Aku agak lupa parkirnya ini bayar atau gratis ya, seingetku gratis sih.



Jadi, buat kalian yang penasaran dengan Pit-Stop Kopi Ekspress tapi takut dompet jadi kopyah nggak usah khawatir. Dijamin aman, mau traktir teman uang seratus ribu pun cukup-cukup aja. Walaupun menunya terbatas tapi porsinya bisa bikin susah napas *kekenyangan. Parkir aman, ibadah jalan, dan bisa nongkrong ala-ala anak kekinian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar