PAPER
Analisis
Pengaruh Kebijakan Penduduk di Indonesia Terhadap Dimensi Perekonomian dan Sosial
Disusun
untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Kebijakan Penduduk
Dosen
Pengampu :
Hendra
Sukmana, S.A.P., M.KP
Disusun
Oleh :
Eva Ilifiyah Ikhtiarini 192020100041
PROGRAM
STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS
BISNIS, HUKUM, DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SIDOARJO
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika
Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan
tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami
permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi,
tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dan lain-lain, membuat
masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu
mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Pemerintah
Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah
kependudukan. Kebijakan penduduk menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
diberi pengertian sebagai berikut : “…..langkah-langkah dan program-program
yang membantu tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial, demografis dan
tujuan-tujuan umum yang lainnya dengan jalan mempengaruhi variable-variabel
demografi yang utama, yaitu besar dan pertumbuhan penduduk serta perubahan dan
ciri-ciri demografinya…..”.
1. Bagaimana pengaruh kebijakan penduduk di Indonesia
terhadap dimensi perekonomian dan sosial?
1. Memahami,
mengetahui, dan menganalisis pengaruh
kebijakan penduduk di Indonesia terhadap dimensi perekonomian dan sosial.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Masalah Kependudukan di Indonesia
Pembangunan
ekonomi di Negara-negara sedang berkembang yang mengalami ledakan penduduk,
termasuk Indonesia, akan selalu mengkaitkan antara kependudukan dan pembangunan
ekonomi. Akan tetapi hubungan antara masalah kependudukan dan pembangunan
ekonomi tergantung dari sifat dan masalah kependudukan yang dihadapi tiap
negara (country specific). Dengan demikian, tiap negara mempunyal masalah
kependudukan yang khas dan mempunyai potensi dan tantangan pembangunan ekonomi
yang khas pula(Wirosardjono, 1988).[1] Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami
oleh Indonesia antara lain:
1.
Besarnya Jumlah
Penduduk (Over Population)
2.
Tingginya
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
3.
Persebaran
Penduduk Tidak Merata
4.
Tingkat
Kesehatan Penduduk yang Rendah
5.
Pendidikan Yang
Rendah
6.
Banyaknya Jumlah
Penduduk Miskin
7.
Kesenjangan Sosial[2]
2.2
Kebijakan Penduduk di Indonesia
Kebijakan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu bentuk
upaya pemerintah yang tujuannya untuk
mengatur pengendalian jumlah pertumbuhan penduduk. Kebijakan kependudukan
di Indonesia diterapkan dengan
mempengaruhi tiga variabel utama
masalah kependudukan yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Kebijakan penduduk berkaitan erat
dengan dinamika kependudukan yaitu perubahan-perubahan terhadap tingkat
fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Kebijakan penduduk di Indonesia yakni :
1.
KB (Keluarga Berencana)
Pada waktu ini kebijakan mengenai
fertilitas hanya di hubungkan dengan penurunan fertilitas melalui Keluarga
Berencana. Bahkan banyak orang beranggapan bahwa kebijakan penduduk identik
dengan Keluarga Berencana. Kebijaksanaan kependudukan utama di Indonesia adalah
kebijaksanaan Keluarga Berencana (KB) Kebijaksanaan ini sudah luas di ketahui
oleh semua petugas KB maupun masyarakat luas. KB dapat di laksanakan di
daerah-daerah pedesaan secara efektif. Ini berbeda dengan pola penyebaran KB
yang biasanya mulai dari kota ke pedesaan, sehingga prosesnya lambat.
2.
Urbanisasi
Migrasi merupakan mekanisme redistribusi
penduduk. Hanya dengan migrasi distribusi penduduk dapat dipengaruhi dalam
jangka relative pendek. Dalam membahas migrasi biasanya urbanisasi dicakup pula
didalamnya. Urbanisasi sebagai keadaan dan proses pemusatan penduduk di daerah
urban (perkotaan) banyak dipengaruhi oleh migrasi dari desa ke kota. Karena itu
ada anggapan seolah-olah urbanisasi hanya disebabkan migrasi dari desa ke kota,
atau urbanisasi di anggap identik dengan migrasi dari desa ke kota. Padahal
urbanisasi disebabkan oleh tiga faktor, yaitu pertambahan alami, migrasi desa
kota dan reklasifikasi daerah pedesaan (rural) menjadi perkotaan (urban).
3.
Membatasi usia
perkawinan
Masalah yang dapat mempengaruhi
fertilitas ialah nuptialitas, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan.
Umur pekawinan pertama, gampang atau sukarnya perceraian serta perkawinan ulang
dapat dihubungkan dengan kebijakan kependudukan juga. Sedangkan kebijakan yang
mempengaruhi variable kependudukan secara langsung dalam hal ini antara lain :
Pelayanan kontrasepsi yang langsung mempengaruhi besarnya penurunan jumlah
penduduk akibat kelahiran (natalitas).
4.
Transmigrasi
Pemerintah Indonesia merdeka meneruskan
program pemindahan penduduk itu dengan transmigrasi. Konsep transmigrasi yang
dicetuskan pada permulaan kemerdekaan Indonesia merupakan kebijaksanaan
kependudukan yang secara sadar hendak mengurangi penduduk jawa dengan jalan
memindahkannya keluar pulau jawa. Kebijaksanaan kependudukan itu di jalankan
sampai pemerintahan orde baru memberikan orientasi yang luas mulai tahun 1972.
Undang-undang no. 3 tahun 1972 memberikan tujuan yang luas pada transmigrasi
dimana pertimbangan demografis hanya merupakan satu dari 7 sasaran yaitu :
Peningkatan taraf hidup; Pembangunan daerah; Keseimbangan penyebaran penduduk;
Pembangunan yang merata di seluruh Indonesia; Pemanfaatan sumber-sumber alam
dan tenaga manusia; Kesatuan dan persatuan bangsa; Memperkuat pertahanan dan
keamanan nasional.[3]
2.3
Analisis Pengaruh Kebijakan Penduduk di Indonesia Terhadap Dimensi
Perekonomian dan Sosial
Kebijakan
penduduk yang diimplementasikan di Indonesia memberikan dampak pada dimensi perekonomian
dan dimensi sosial. Diantara kebijakan penduduk yang diimplementasikan :
1.
Keluarga Berencana
(KB)
Program KB diimplementasi dengan harapan
mengurangi angka kelahiran dan menekan laju pertumbuhan penduduk.Angka
kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi jika tidak diimbangi dengan
adanya lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik akan
memicu masalah baru yakni kemiskinan dan kesenjangan sosial. Masalah kemiskinan
dan kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia dapat ditekan melalui program
ini. Akan tetapi realitas di Indonesia, keluarga miskin memiliki anak lebih
dari dua. Hal ini membuktikan bahwa program KB belum berhasil. Jika keluarga
miskin memiliki banyak anak dengan tingkat pendidikan yang rendah maka akan
muncul klaster keluarga miskin baru yang menambah angka kemiskinan di Indonesia.
2.
Urbanisasi
Perpindahan penduduk dari desa ke kota
membuat kondisi kota menjadi padat. Jika banyak penduduk yang berpindah ke kota
maka persebaran penduduk menjadi tidak merata. Umumnya, masyarakat desa yang
memilih merantau ke kota mengharapkan taraf hidup yang lebih baik. Padahal,
tidak selalu demikian. Semakin banyak yang mencari pekerjaan ke kota maka
peluang kerja semakin kecil karena persaingan semakin ketat. Jika gagal, maka
dapat mengakibatkan naiknya angka pengangguran dan bukan tidak mungkin akan
mendorong adanya tindakan kriminalitas.
3.
Pembatasan usia
perkawinan
Jika tidak diberlakukan pembatasan usia
perkawinan maka akan banyak terjadi pernikahan di bawah umur yang mengakibatkan
angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk meningkat.
4.
Transmigrasi
Pemerataan penduduk melalui program ini
diharapkan dapat mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa. Fasilitas yang
diberikan pemerintah kepada peserta transmigrasi memberikan peluang bagi mereka
untuk memulai hidup yang lebih baik dari segi ekonomi. Akan tetapi, tidak
banyak yang tertarik pada program ini karena pembangunan Indonesia masih belum
merata.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah
Indonesia telah menetapkan berbagai program untuk mengatasi masalah
kependudukan. Akan tetapi dalam implementasinya, masalah kependudukan masih
belum terselesaikan. Kebijakan penduduk di Indonesia sangat berpengaruh
terhadap dimensi perekonomian dan dimensi sosial. Oleh karena itu diperlukan
adanya inovasi dalam kebijakan penduduk di Indonesia.
3.1 Saran
Berdasarkan
pembahasan dan kesimpulan di atas, sebaiknya berbagai program yang ditetapkan
oleh pemerintah sebagai upaya untuk mengatasi masalah kependudukan sejauh ini
perlu dilakukan evaluasi secara berulang. Kekurangan yang terjadi selama Tahun
2020 menjadi catatan sebagai bahan evaluasi penyusunan kebijakan guna
memperbaiki kinerja tahun mendatang. Evaluasi juga perlu dilakukan terhadap
capaian dari program yang dijalankan, agar kendala yang dihadapi dan resiko
kegagalannya dapat diminimalkan serta diupayakan berbagai solusi untuk
mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono,
“Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia: Analisis Kausalitas,” Jurnal Ekonomi Pembangunan 4, no. 2
(1999): 147–69.
URL : https://sman1pengasih.sch.id/berita/detail/masalah-kependudukan-di-indonesia.
Diakses pada tanggal 21 November 2021.
URL : https://dukcapil.gunungkidulkab.go.id/2016/09/16/kebijakan-kependudukan/.
Diaksespada tanggal 21 November 2021.
[1]Agus Widarjono, “Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia:
Analisis Kausalitas,” Jurnal Ekonomi
Pembangunan 4, no. 2 (1999): 147–69.
[2] URL
: https://sman1pengasih.sch.id/berita/detail/masalah-kependudukan-di-indonesia.
Diakses pada tanggal 21 November 2021.
[3] URL
: https://dukcapil.gunungkidulkab.go.id/2016/09/16/kebijakan-kependudukan/.
Diaksespada tanggal 21 November 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar