Rabu, 09 Maret 2016

Siapakah Kawanmu Sebenarnya ?

Kawan memilik sinonim teman, sahabat, dll. Kawan mempunya antonim musuh. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendirian tanpa membutuhkan orang lain. Maka, manusia menjalin hubungan sosial dengan manusia lain seperti, pertemanan, patner bisnis, bertetangga dll. Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pertemanan ditandai adanya kerjasama dan sikap saling dukung. Apakah pertemanan saya sudah seperti makna diatas ? Lalu, bagaimana pertemanan yang baik menurut para ahli dan pandangan dari segi agama ? 

Mari kita bahas satu persatu. Pertemanan bisa dimaknai dari berbagai pendapat dan sudut pandang namun, hakikatnya pertemanan merupakan interaksi sosial yg didasari atas suatu kesamaan (jenis kelamin, usia, hobi, bakat dll.) dan prasaan nyaman seseorang. Mengapa saya katakan demikian ? Karena, jika seseorang tidak nyaman dengan orang lain kemungkinan kecil dia dapat menjalin hubungan dengan baik atau berteman. Lalu bagaimana teman yg baik menurut anda ?
Teman yg baik tidak dapat diukur dengan kuantitas maupun kualitas yg pasti. Karena sampai saat ini belum ada standart pertemanan yg ditentukan secara paten. Namun, ada beberapa cara untuk mengetahui apakah teman anda adalah teman yg baik. Hal ini bertujuan agar anda memiliki teman yg tepat. Bukan untuk menjudge atau mengucilkan seseorang namun, agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yg merugikan.
Menurut McDevitt dan Ormrod (2002), setidaknya terdapat tiga kualitas yang membedakan persahabatan dengan bentuk hubungan teman sebaya lainnya, yaitu:
1. They are voluntary relationships (adanya hubungan yang dibangun atas dasar sukarela).
2. They are powered by shared routines and customs (hubungan persahabatan dibangun atas dasar kesamaan kebiasaan).
3. They are reciprocal relationships (persahabatan dibangun atas dasar hubungan timbal balik).

Menurut Santrock (1998), karakteristik yang paling umum dari persahabatan adalah keakraban (intimacy) dan kesamaan (similiarity). Intimacy dapat diartikan sebagai penyingkapan diri dan berbagai pemikiran pribadi. Karenda kedekatan ini, anak mau menghabiskan waktunya dengan sahabat danmengekspresikan efek yang lebih positif terhadap sahabat dibandingkan dengan yang bukansahabat.

(Hartub, 1989) Santrock (1998) menyebutkan enam
fungsi penting persahabatan, yaitu:
1. Sebagai kawan(companionship )
2. Sebagai pendorong (stimulation)
3. Sebagai dukungan fisik (physical support)
4. Sebagai dukungan ego (egosupport)
5. Sebagai perbandingan sosial (social comparison)
6. Sebagai memberi keakraban dan perhatian (intimacy/affection).

Hatherington dan Parke (1999), menggambarkan tiga tahap
perkembangan gagasan anak tentang persahabatan, yaitu:
1. Reward-cost stage (7-8 tahun). Pada
tahap ini anak menyebutkan ciri-ciri
sahabat sebagai teman yang menawarkan bantuan, melakukan kegiatan bersama-sama, bisa memberikan ide-ide, bisa bergabung dalam permainan, menawarkan judgement, dekat secara fisik, dan memiliki kesamaan demografis.

2. Normative stage (10-11 tahun). Anak mengharapkan sahabatnya bisa menerima dan mengaguminya, setia dan memberikan komitmen terhadap persahabatan, serta mengekspresikan nilai dan sikap yang sama terhadap aturan-aturan dan sanksi.

3. Emphatic stage (11-13 tahun). Anak mengharapkan kesungguhan dan potensi intimacy dari sahabat, mengharapkan sahabat untuk memahami dan terbuka terhadap dirinya, mau menerima pertolongannya, berbagi minat dan mempertahankan sikap dan nilai yang sama.

Itulah pertemanan menurut para pakar. Lalu, bagaimana pertemananan menurut agama Islam ? Pertemanan menurut islam banyak dijelaskan melalui hadist-hadist yg shahih. Mulai dari ciri-ciri teman yg baik, larangan-larangannya dan masih banyak lagi.
Teman memiliki pengaruh yang besar sekali dalam kehidupan setiap manusia. Rasulullah bersabda, “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Makna hadist tsb. adalah seseorang akan berperilaku seperti temannya karna teman memiliki pengaruh besar dalam perkembangan perilaku seseorang karna itu Rasulullah SAW. menganjurkan agar kita dapat memilih teman dengan kualitas agamanya.
Dalam sebuah hadis, Rasululah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Permisalan temanyang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Rasulullah SAW. mengingatkan kita agar pandai-pandai memilih dalam memilih teman. Karna teman akan memberi dampak baik secara langsung maupun tidak langsung pada diri kita. Jangan sampai kita terjerumus kedalam hal-hal yg tidak baik dan mengecewakan orang-orang yg menyayangi kita. 

Menurut ahli syair pula : “Sesiapa bergaul dengan orang-orang yang baik, akan hidup mulia. Dan yang bergaul dengan orang-orang rendah akhlaknya, pasti tidak mulia.”

Bukankah sudah jelas ? Bahwa tingkah laku seseorang tercemin pada lingkungan pertemanannya. Arus perkembangan zaman yg semakin modern membawa kita ke arah yang lebih maju lagi. Hal ini tentunya berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat. Pada kalangan remaja misalnya semakin marak pergaulan bebas tanpa batasan dan melupakan budaya ketimuran. Sebaiknya kita sebagai seorang muslim hendaknya memiliki tembok keimanan yg kuat agar tidak terjerumus dalam hal menyesatkan dan merugikan diri kita sendiri / orang lain. Karna satu kali kita terjerumus pada lubang hitam saat titik terang datang yang terjadi adalah penyesalan. Bukan kita menutup diri dari pergaulan atau pun memungkiri arus globalisasi. Ada baiknya kita lebih selektif akan mana yg baik dan yg buruk.
Para ulama juga menjelaskan beberapa kriteria tentang pertemanan yg baik. Lukman alhakim menasihati anaknya:
1. Wahai anakku setelah kau
mendapatkan keimanan pada Allah SWT. maka carilah teman yg baik dan tulus.
2. Perumpamaan teman yg baik seperti “pohon” jika kau duduk dibawahnya dia dpt menaungimu, jika kau mengambil buahnya dpt kau makan. Jika ia tak bermanfaat utk mu ia juga tak akan membahayakan-mu.

Menurut Imam al-Ghazali ada dua belas kriteria sahabat :
1. Jika kau berbuat baik kepadanya, maka ia juga akan melindungimu.
2. Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya, maka ia
akan membalas balik persahabatanmu
itu.
3. Jika engkau memerlukan
pertolongan darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai dengan kemampuannya.
4. Jika kau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.
5. Jika ia memproleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik dari dirimu, maka akan berupaya menutupinya.
7. Jika engkau meminta sesuatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan sungguh-sungguh.
8. Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang kamu hadapi.
9. Jika bencana datang menimpa dirimu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
10. Jika engkau berkata benar
kepadanya, niscaya ia akan
membenarkanmu.
11. Jika engkau merencanakan
sesuatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencana itu.
12. Jika kamu berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang
mengalah untuk menjaga pertemanan itu.

Dari penjelasan diatas sudahkah teman kita masuk dalam salah satu kriteria tsb. ?
Apakah kita tidak salah dalam memilih teman ?
Ingatlah sebuah hadist ini “Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar
kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-geriknya teringat mati.” Semoga kita dan para teman kita termasuk dalam kategori orang yang beruntung karna memiliki teman-teman yg baik da sholeh / sholehah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar